Senin, 21 Mei 2012

Candi Jago (Malang, Jatim)


Candi Jago  didirikan pada masa Kerajaan Singhasari  pada abad ke-13. Candi ini terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau sekitar 22 km dari Kota Malang. Candi Jago memiliki keunikan tersendiri, yaitu bagian atasnya hanya tersisa sebagian konon menurut cerita masyarakat setempat yang sebagian lagi hilang karena tersambar petir.

Candi ini pertama kali didirikan atas perintah raja Kertanagara untuk mnghormati ayahhandanya, yaitu raja Wisnuwardhana, yang berkuasa padatahun 1268. Lalu Adityawarman mendirikan candi tambahan dan menempatkan Arca Manjusri.

Candi Jago menghadap ke timur, pintu candi berada di sebelah barat, candi ini mempunyai bentuk berunduk-unduk. Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief Kunjarakama, Arjunawiwaha, Anglingdharma serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago Anda bisa berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam(pradaksiana).

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berunduk, keseluruhan candi ini memiliki panjang 23, 71 m,lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi Jago nampak sudah tidak utuh lagi. Badan candi disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan candi terletak di bagain teras ke tiga. Secara pasti bentuk atap candi belum diketahui, namun ada dugaan bahwa bentuk atap candi Jago menyerupai Meru atau Pagoda.

Pada sudut kiri candi(barat laut) terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel. Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari ajaran Buddha.

Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi , cerita yang mengisahkan tentang raksas Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Lalu ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasehat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa pun terkabul.

Pada teras ketiga candi berkisah tentang cerita Arjunawiwaha yang meriwyatkan pernikahan dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna  mengalahkan raksasa Niwatakawaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar